KLATEN – Korsleting masih menjadi masalah serius bagi pengguna kendaraan roda empat. Ketika terjadi korsleting, mobil dapat terbakar dan mengakibatkan kerugian yang besar.
Sementara itu, kemungkinan mobil mengalami korsleting cukup tinggi, sehingga risiko ini bisa mengancam siapa saja.
Untuk mengantisipasi dan mencegah risiko yang lebih besar, adakah ciri-ciri yang dapat menunjukkan bahwa mobil mengalami korsleting?
Iwan, pemilik bengkel mobil Iwan Motor Solo, menjelaskan bahwa sebelum terjadinya korsleting, mobil dapat menunjukkan gejala-gejala tertentu yang seharusnya dapat dipahami oleh konsumen.
“Sebenarnya ada gejalanya. Jika konsumen dapat memahaminya, mungkin langkah pencegahan dini bisa dilakukan, sehingga kerugian lebih kecil. Namun, lebih baik jika hal-hal ini dicegah sejak awal,” ucap Iwan.
Menurut Iwan, kebanyakan pengguna mobil tidak memperhatikan gejala yang muncul, atau bahkan mengabaikannya, sehingga kerusakan semakin meluas dan dampaknya dapat lebih besar.
Ilustrasi korsleting pada mobil
“Salah satu gejalanya adalah sekring yang sering putus berulang kali meskipun sudah diganti. Ini menjadi tanda bahwa terjadi lonjakan arus listrik. Konsumen seharusnya menyikapi fenomena ini dengan mencari tahu penyebabnya,” imbuh Iwan.
Gejala yang lebih ekstrem atau sudah parah adalah tercium bau gosong di sekitar kendaraan atau di dalam kabin. “Jika tercium bau gosong atau bau kabel terbakar, ini juga bisa menjadi indikasi adanya korsleting. Pada tahapan ini, konsumen harus sigap mengambil langkah, misalnya melepas terminal aki,” jelas Iwan.
Sebuah minibus terbakar akibat korsleting listrik di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, Minggu (25/8/2024).
Menurut Iwan, bau kabel terbakar sangat identik dengan korsleting, sehingga konsumen tidak boleh mengabaikannya.
“Segera lakukan pemeriksaan ke bengkel langganan untuk mencari tahu sumber korsleting dan memperbaiki masalahnya. Jika diabaikan, risiko mobil terbakar akan sangat besar,” tegas Iwan.