JAKARTA – Mengonversi mobil dari transmisi manual ke matik menjadi pilihan menarik bagi sebagian pengemudi, terutama mereka yang menginginkan kenyamanan lebih dalam berkendara.
Namun, proses ini membawa risiko dan membutuhkan perhatian khusus, terutama terkait sistem elektronik dan kelistrikan kendaraan.
Menurut Lung Lung, pemilik bengkel spesialis mobil, Dokter Mobil, salah satu tantangan terbesar dalam konversi adalah integrasi Electronic Control Unit (ECU) dari mobil matik.
“Proses pengaturan ECU cukup rumit dan harus disesuaikan dengan benar karena sistem kendali di mobil matik berbeda jauh dengan yang manual,” ujar Lung Lung.
ECU mengatur banyak aspek kendaraan, sehingga kegagalan dalam integrasi dapat berdampak pada performa mobil secara keseluruhan.
Selain itu, sistem kelistrikan atau wiring mobil juga sering menjadi kendala dalam proses konversi ini.
Ilustrasi tuas transmisi matik
“Konversi ini mengharuskan perubahan wiring yang signifikan, dan jika tidak dilakukan dengan teliti, dapat memengaruhi performa atau bahkan merusak sistem kelistrikan mobil,” tambahnya.
Kesalahan dalam pemasangan atau pengaturan kabel dapat menyebabkan arus pendek atau kerusakan pada komponen penting lainnya. Hal ini tidak hanya meningkatkan risiko malfungsi, tetapi juga berpotensi menambah biaya perawatan secara signifikan.
Konversi transmisi sebaiknya dilakukan oleh teknisi yang berpengalaman dalam menangani wiring dan setting ECU agar risiko kerusakan dapat diminimalisir dan mobil tetap aman untuk digunakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita terbaru.