Tom Lembong yang baru ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi impor gula ikut mencuri perhatian Rieke Diah Pitaloka. Sebagai anggota DPR yang terus mendapat amanah sejak 2009, kasus korupsi Tom ternyata masih berhubungan dengan Rieke.
Sambil menuliskan tagar #ViralForJustice dan #SikatMafiaPangan, Rieke Diah Pitaloka mengenang momen Tom Lembong sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) kala itu berbicara di hadapan Komisi VI DPR RI.
Rieke Diah Pitaloka menjadi salah satu saksi Tom Lembong menyampaikan rencana impor gula 380 ribu ton di tahun 2016. Saat itu, Rieke menolak rencana impor gula tersebut.
Bagaimana tidak, impor gula tahun 2016 dilakukan saat panen tebu sedang berlangsung. Maka dari itu, Rieke Diah Pitaloka merasa aneh saat ada sekumpulan petani tebu mengaku setuju impor.
“Saya menolak karena impor tanpa data akurat, tanpa roadmap, importasi akan tiba saat panen petani tebu Indonesia. Petani tebu dan industri gula nasional yang beneran pasti dirugikan,” tulis Rieke Diah Pitaloka pada Rabu (30/10/2024).
Alhasil, Rieke Diah Pitaloka yang menolak jadi dimaki oleh suporter impor yang mengatasnamakan petani tebu. Karena tidak bisa berbuat apa-apa, Rieke akhirnya memilih berdoa saja.
“Aku dzikir dalam hati sambil doa, ‘ya Allah kuserahkan padaMu, lindungi aku Ya Robh’,” kata Rieke Diah Pitaloka.
Ditetapkannya Tom Lembong sebagai tersangka membuat Rieke Diah Pitaloka merasa doanya bertahun-tahun lalu akhirnya terjawab. Lebih lanjut, Rieke meminta semua yang terlibat agar diadili.
“Doanya orang yang ditindas, juga petani tebu yang dirugikan. Di-spill dong, masa cuma orang itu doang? Emang sendirian mutusinnya?” pungkas Rieke.
Menanggapi postingan Rieke Diah Pitaloka, warganet berkomentar senada. Tom Lembong yang bertugas sebagai Menteri Perdagangan kala itu dinilai tidak mungkin memutuskannya sendiri.
“Emang berani spill yang lain? Logika dasar gua ini ya, menteri bertindak atas instruksi siapa?” komentar akun @haniahpu***.
“Atas persetujuan siapa Bu Bestie…kejar sampe dapet biang keroknya,” sahut akun @bagardinarb***.
“Pakai logika yuk, masa sih penetapan impor tanpa persetujuan pimpinan,” balas akun @evafari***.
“Logikanya kerja menteri juga berdasar atas arahan dari pimpinannya, jika pimpinannya menyetujui impor masa menterinya mau melawan saat itu,” timpal akun @herie***.
Kontributor : Neressa Prahastiwi