BeritaKesehatan

Apa Penyebab Jam Koma Gen Z? Hati-hati yang Suka Bekerja dan Belajar

×

Apa Penyebab Jam Koma Gen Z? Hati-hati yang Suka Bekerja dan Belajar

Share this article
Apa Penyebab Jam Koma Gen Z? Hati-hati yang Suka Bekerja dan Belajar

Belakangan ini, para Gen Z ramai menggunakan istilah “jam koma”. Kira-kira, apa itu “jam koma” dan apa penyebabnya?

Sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber, “jam koma” adalah suatu keadaan yang menunjukkan kondisi seseorang saat ia kehilangan fokus akibat terlalu lelah dalam menjalani rutinitas sehari-hari.

Istilah “jam koma” sebetulnya tidak merujuk pada kondisi medis tertentu. Namun, orang-orang yang mengalami “jam koma” biasanya menunjukkan tanda-tanda masalah kesehatan.

Apakah “jam koma” ini hanya dialami oleh Gen Z? Tentu saja tidak; bukan hanya Gen Z yang bisa mengalami “jam koma”, tetapi generasi lainnya juga berpotensi mengalaminya.

Penyebab Jam Koma Gen Z

Pakar Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Zaki Nur Fahmawati, menjelaskan bahwa dalam dunia psikologi “jam koma” biasa dikenal sebagai kelelahan kognitif atau cognitive fatigue.

Kelelahan kognitif sendiri bisa terjadi saat sumber daya mental seseorang terkuras, membuat mereka merasa kesulitan untuk terus fokus, berpikir jernih, membuat keputusan tepat, atau menyelesaikan tugas-tugas secara efektif.

Beberapa aktivitas yang bisa memicu munculnya kondisi ini adalah bekerja, belajar, atau mengerjakan masalah kompleks dalam waktu yang cukup lama.

Orang-orang yang mengalami “jam koma” biasanya tidak bisa menyelesaikan tugas dengan segera, mengalami penurunan motivasi, merasa lelah mental, melakukan kesalahan dalam pekerjaan, dan merasakan mood yang buruk.

“Jam koma” sering dikaitkan dengan dampak negatif, seperti penurunan kinerja karena kesulitan fokus, membuat keputusan, produktivitas yang lebih rendah, kualitas pekerjaan yang buruk, dan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan tugas.

Selain itu, penurunan kemampuan sosial akibat kelelahan kognitif dapat membuat orang merasa lebih sulit terlibat dalam percakapan atau hubungan sosial. Hal ini dapat menimbulkan sifat anti-sosial atau kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain secara efektif.

Beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mencegah dan mengatasi “jam koma” meliputi istirahat yang cukup, membuat skala prioritas, meningkatkan kualitas tidur, meditasi, melakukan aktivitas fisik, dan manajemen stres.

Itulah penjelasan singkat mengenai “jam koma” beserta penyebab dan cara mengatasinya. Meskipun “jam koma” kerap dialami oleh Gen Z, bukan berarti generasi lainnya tidak bisa mengalaminya juga.

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *