Stroke merupakan kondisi serius yang terjadi saat pembuluh darah di otak pecah atau tersumbat, sehingga menghambat aliran darah dan oksigen ke otak.
Stroke dapat mengakibatkan sel-sel otak mulai mati, yang berpotensi menyebabkan berbagai komplikasi seperti kelumpuhan, kehilangan ingatan, kecacatan permanen, bahkan kematian.
Meskipun berbahaya, berdasarkan panduan terbaru dari American Stroke Association (ASA), sekitar 80 persen kasus stroke dapat dicegah.
Panduan ini diungkapkan dalam laporan Medical Daily yang menekankan pentingnya pencegahan dini untuk mengurangi risiko stroke dan kematian akibat stroke.
Faktor risiko stroke mencakup tekanan darah tinggi, kebiasaan merokok, kolesterol tinggi, diabetes, apnea tidur, dan penyakit kardiovaskular, seperti fibrilasi atrium.
Riwayat keluarga dengan stroke atau serangan jantung juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke.
“Beberapa kelompok masyarakat memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke, baik karena faktor genetik, gaya hidup, maupun kurangnya pemeriksaan kesehatan yang tepat,” kata Dr. Cheryl D. Bushnell, ketua kelompok penulisan pedoman ASA.
Ia menegaskan bahwa mencegah stroke pertama merupakan langkah paling efektif untuk menurunkan angka kejadian stroke dan kematian.
Para ahli merekomendasikan agar tenaga medis secara rutin mengevaluasi risiko stroke pada pasien dewasa, terutama bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, gula darah tinggi, dan obesitas. Penggunaan obat-obatan seperti antihipertensi dan statin juga disarankan untuk pasien berisiko tinggi.
Selain itu, panduan ASA juga merekomendasikan penggunaan obat agonis reseptor GLP-1 untuk pasien dengan obesitas atau diabetes tipe 2.
Panduan ini mencakup rekomendasi spesifik berdasarkan jenis kelamin, termasuk risiko terkait kontrasepsi oral, komplikasi kehamilan, dan menopause dini pada perempuan.
Pencegahan stroke pertama juga dapat dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat. ASA mendorong masyarakat untuk berhenti merokok, meningkatkan aktivitas fisik, menjaga pola makan sehat, serta memperbaiki kualitas tidur.
Kesadaran publik akan pentingnya menjaga kesehatan jantung dan otak menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko stroke.
“Penting untuk memahami siapa yang lebih berisiko terkena stroke pertama, serta memberikan dukungan dalam menjaga kesehatan jantung dan otak agar stroke bisa dicegah,” ujarnya.