Pemimpin Indonesia – Selama 10 tahun masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo, masyarakat Indonesia merasakan pembaruan dalam layanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes), juga diperbaharui dengan kehadiran telemedicine di era pandemi Covid-19 hingga masa New Normal (2020-2022).
Pemandangan Puskesmas yang sebelumnya ramai kini berangsur surut, dengan adanya layanan digital yang diterapkan, langkah pencegahan seperti mengurangi penularan antara pasien dan tenaga medis semakin efektif, sehingga kesehatan individu semakin meningkat.
Kesehatan setiap warga negara juga dapat dirasakan melalui pengobatan di Puskesmas menggunakan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan).
Untuk pasien yang membutuhkan tindakan lanjutan seperti operasi, Puskesmas berperan penting dalam mendeteksi kondisi pasien dan merujuknya ke Rumah Sakit Umum Daerah atau Pusat, untuk penanganan lebih lanjut yang maksimal, termasuk jika diperlukan tindakan bedah. Pembayaran biaya berdasarkan kepesertaan BPJS Kesehatan.
Tindakan medis yang dapat dilakukan meliputi operasi miom, kista, tumor, katarak, timektomi, bedah vaskuler, kanker, penggantian sendi lutut, bedah empedu, dan kelenjar getah bening.
Menurut berita yang dilaporkan, pada 2017 Presiden Joko Widodo mengarahkan Puskesmas untuk fokus kepada pencegahan dini warga dari berbagai penyakit, dengan tenaga kesehatan aktif mendatangi masyarakat.
“Kita harus membuat masyarakat sehat, sehingga Puskesmas sepi, rumah sakit juga sepi. Jangan ulang, buat masyarakat sehat agar fasilitas kesehatan tidak ramai,” papar Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2017.
Presiden juga menekankan pentingnya penyuluhan mengenai gizi dan hal-hal sederhana yang dapat dipahami oleh masyarakat untuk mencapai kesehatan. Sesuai dengan fungsi Puskesmas untuk tidak hanya mengobati, tetapi juga menyehatkan warga.
Menurut Presiden, tenaga kesehatan perlu aktif mendatangi masyarakat, bukan hanya menunggu di Puskesmas.
“Datangi mereka, beri penjelasan yang benar dan salah, serta apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan. Pendekatan ke keluarga sangat diperlukan,” tegasnya.
Dengan penyuluhan dari Puskesmas diharapkan tidak ada lagi kasus gizi buruk, Demam Berdarah, TBC, dan penyakit lainnya.
Dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2017, Presiden mencanangkan pembangunan 124 Puskesmas di Perbatasan untuk memperkuat layanan kesehatan melalui peningkatan fasilitas dan akses pelayanan kepada masyarakat.
Program Indonesia Sehat bertujuan untuk menyadarkan masyarakat Indonesia agar berperilaku sehat, hidup dalam lingkungan yang baik, dan menjangkau pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Program ini memiliki tiga pilar: Mengubah pola pikir masyarakat untuk berparadigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan, dan perlindungan kesehatan untuk seluruh masyarakat melalui jaminan kesehatan nasional.
Pada saat itu, selain penambahan 124 Puskesmas di perbatasan, juga dilakukan pengembangan 362 Puskesmas di daerah tertinggal, serta pengembangan 104 RS Rujukan Regional, 23 RS Pratama, dan penguatan empat RS Umum Daerah Rujukan Nasional.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan, program Nusantara Sehat diluncurkan untuk mempercepat upaya kesehatan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Penempatan Tim Nusantara Sehat terjadi di 124 Puskesmas (2015), 131 Puskesmas (2016), dan 188 Puskesmas (2017), dan program ini terus berlanjut hingga saat ini.
Menjelang akhir masa jabatannya, Presiden Joko Widodo mengunjungi Puskesmas Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Pada kunjungannya, beliau ingin memastikan bahwa setiap Puskesmas memiliki alat USG untuk membantu pemeriksaan kehamilan.
Kepala Negara menjelaskan bahwa pemerintah telah mendistribusikan 10 ribu perangkat USG di seluruh Indonesia. Alat ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah stunting di Indonesia.
“Kami berharap semua Puskesmas memiliki alat USG, agar kehamilan ibu dan bayi dapat terdeteksi lebih dini dan seluruh data dapat terintegrasi di pusat data di Jakarta. Ini sangat penting untuk pengentasan stunting,” ungkap Presiden.
Dari Puskesmas yang modern dan canggih, harapan beliau adalah agar bangsa Indonesia tumbuh sehat dan dapat membangun negeri dengan semangat kebangsaan dan kebanggaan yang tinggi.